Halaman

Seperti Halnya Iman, Kadar Gairah Menulis Pun Bisa Naik Bisa Turun


Ilustrasi (Sumber: https://hackernoon.com)

Seperti Halnya Iman, Kadar Gairah Menulis Pun Bisa Naik Bisa Turun
Oleh: Cecep Gaos, S.Pd


Iman merupakan hal yang sangat penting dan mendasar bagi kehidupan manusia. Terlebih bagi manusia yang beragama. Dengan iman, manusia akan mempunyai arah dan tujuan hidup yang jelas, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.

Perlu diketahui, bahwa di samping ilmu, iman dapat meninggikan harkat dan derajat seseorang. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt. dalam Alquran surat Al-Mujaadilah ayat 11 yang artinya “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Firman Allah Swt. tersebut menunjukkan bahwa jika kita ingin memiliki harkat dan derajat yang tinggi di dalam kehidupan, maka kita harus memiliki keimanan yang baik. Namun demikian, kadar keimanan ini dapat mengalami peningkatan dan penurunan. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, yang berbunyi “Iman itu kadang naik kadang turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan la ilaha illallah.”

Di dalam dunia tulis-menulis, seperti halnya iman, gairah menulis seseorang pun dapat mengalami peningkatan dan penurunan (fluktuatif). Hal ini tentu saja dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya yang tepat untuk mempertahankan dan meningkatkan gairah menulis ini.

Tips untuk Mempertahankan dan Meningkatkan Gairah Menulis

Berdasarkan pengalaman penulis, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar gairah menulis dapat tetap terjaga. Berikut adalah tips yang dapat dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan gairah dalam menulis. Paling tidak ada empat hal yang harus dilakukan.

1.    Pahami dan yakini tentang manfaat menulis
Kegiatan menulis mempunyai beberapa manfaat, baik untuk diri sendiri (penulis) maupun orang lain (masyarakat umum). Manfaat bagi diri sendiri bisa dalam bentuk material maupun nonmaterial.

Manfaat bagi  diri sendiri dalam bentuk nonmaterial, paling tidak, yaitu dapat mendatangkan kepuasan batin dalam diri penulis. Selain itu, penulis dapat meninggalkan jejak literasi untuk generasi yang akan datang. Sebagaimana sebuah peribahasa Latin kuno yang berbunyi “Verba volant, scripta manent” yang berarti kata-kata lisan terbang, sementara tulisan menetap. Dengan kata lain, kata-kata lisan dapat dilupakan dengan mudah, tetapi tulisan akan tetap ada atau abadi. Adapun manfaat dalam bentuk material, tentu saja tulisan kita pada akhirnya dapat menghasilkan uang. Tetapi, tentu saja hal ini jangan dijadikan tujuan utama agar menulis tidak menjadi beban.

Sementara itu, manfaat tulisan bagi orang lain yaitu paling tidak tulisan kita dapat menjadi bahan referensi dan sumber bacaan serta khazanah ilmu pengetahuan.

Jika hal ini bisa kita pahami dan yakini dengan baik, maka motivasi dan semangat kita dalam menulis niscaya akan terus terjaga dan meningkat.

2.    Perbanyak membaca
Membaca, sebagai reseptive skill (keterampilan reseptif/menerima), merupakan dasar dan modal bagi meningkatnya productive skill (keterampilan produktif/menghasilkan) yang lain, dalam hal ini menulis. Apa yang kita tulis merupakan hasil internalisasi dan implementasi dari bacaan yang kita baca. Oleh karena itu, “The more we read, the more we write,” Lebih banyak kita membaca, maka akan lebih banyak pula kita menulis.

3.    Bergaul atau bergabung di komunitas literasi
Di dalam tembang (lagu) Tombo Ati yang diciptakan oleh Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) disebutkan bahwa salah satu obat hati adalah berkumpul dengan orang-orang saleh. Selain itu, di dalam sebuah hadis Rasulullah Saw. yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dijelaskan tentang peran dan dampak seorang teman. Hadis tersebut berbunyi “Permisalan teman yang baik dan buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”

Hal tersebut menunjukkan bahwa teman atau lingkungan (komunitas) mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap sikap dan perilaku seseorang.

Pun demikian dalam hal tulis-menulis. Bergaul atau bergabung di komunitas literasi dapat memengaruhi seseorang dalam menulis. Gagasan-gagasan atau tulisan-tulisan dari para anggota sebuah komunitas literasi sedikit banyak dapat memberikan motivasi dan inspirasi dalam menulis. Dengan demikian, kita akan senantiasa terpacu untuk menuangkan gagasan-gagasan kita dalam bentuk tulisan.

4.    Mengikuti kajian/pelatihan menulis
Terutama bagi penulis pemula, mengikuti kajian/pelatihan menulis sangat bermanfaat. Selain dapat meningkatkan kemampuan, juga dapat menumbuhkan dan meningkatkan gairah dalam menulis. Paparan, inspirasi, motivasi, dan praktik yang diberikan oleh narasumber serta interaksi dengan peserta lain dalam sebuah pelatihan menulis dapat menjadi pemantik dan/atau pendorong yang cukup efektif untuk menuangkan gagasan-gagasan kita dalam bentuk tulisan.

Demikian sekelumit gagasan dan pemikiran sederhana tentang bagaimana cara menumbuhkan dan meningkatkan gairah menulis yang begitu fluktuatif. Semoga bermanfaat dan menginspirasi. []

#CG @Karawang, 05-04-2019




Referensi


Ading.wordpress.com. 2013. Berkumpullah dengan Orang Soleh.

Cahaya Islam. 2009. Naik Turunnya Iman.

Mianoki, Adika. 2012. Pengaruh Teman Bergaul.
https://muslim.or.id/8879-pengaruh-teman-bergaul.html Diakses 5 April 2019            

Wikipedia. Tanpa Tahun. Verba volant, cripta manent.

6 Responses to "Seperti Halnya Iman, Kadar Gairah Menulis Pun Bisa Naik Bisa Turun"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel